Welcome


Sabtu, 12 Desember 2009

Selamat Jalan Kiai

UMAT Islam di Jawa Barat khususnya dan Indonesia umumnya, kembali kehilangan seorang tokoh Islam yang juga pimpinan organisasi massa (ormas) Islam yang menghabiskan seluruh hidupnya untuk dakwah. Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Islam (PP Persis), Drs. K.H. Shiddiq Amien, M.B.A. berpulang ke rahmatullah, Sabtu (31/10) pukul 21.30 WIB di RS Al-Islam Bandung pada usia 54 tahun.

"Allahummaghfirlahu...Insya Allah syahid ya Allah...", sebuah doa yang ditulis di Facebook mengantar kepergiannya. "Allahumaghfirlahu warhamhu waafihi wafuanhu wa akrim nujulahu", doa lainnya ditulis di situs yang sama. Doa kepergian senada terus mengalir, menandakan betapa banyak umat Islam yang merasa kehilangan atas kepergiannya. Innalillah wa inna ilahi rajiun.

Bagi kita, paling tidak, masih ingat pekerjaan besar yang akan dilakukannya untuk lebih mengembangkan salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia itu. Pada musyawarah yang beliau pimpin di Hotel Antik Soreang, beberapa waktu lalu, salah satu hal yang ditekankannya adalah masalah siyasah jam'iyyah dan pola kaderasasi jam'iyyah. Juga pelantikan Ketua Bidang Garapan (Kabidgar) Hubungan Luar Negeri (Hubluneg) dan Sekretaris Hubluneg.

Salah satu hasil musyawarah tersebut, penyelenggaraan Muktamar Persis XIV/2010 akan dilaksanakan di enam lokasi berbeda, yaitu Muktamar Persis di Pesantren Benda, Tasikmalaya; Persistri di Pesantren Rancabogo, Tarogong, Garut; Pemuda Persis di Pesantren Persis Rajapolah, Tasikmalaya; Pemudi Persis di Pesantren Rancabango, Tarogong, Garut; Himpunan Mahasiswa (Hima) di Pesantren Campakawarna, Tasikmalaya; dan Himpunan Mahasiswi (Himi) di Pesantren Bantargebang, Indihiang, Tasikmalaya.

Pembahasan lokasi muktamar di pesantren saat itu berjalan cukup alot, mengingat berdasarkan hasil laporan tim survei pesantren yang diketuai H. Suwardi Sulaeman, pesantren di lingkungan Persis belum ada yang memadai untuk digunakan sebagai tempat muktamar, yang harus menampung peserta hingga 5.000 orang.

Ketua tim survei mengusulkan agar muktamar dilaksanakan di tempat yang memadai, seperti Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, supaya dapat diikuti seluruh peserta. Sementara itu, pemilihan lokasi pesantren merupakan amanat muktamar sebelumnya, bahkan sudah tiga kali muktamar mengamanatkan agar muktamar diselenggarakan di pesantren. Akhirnya musyawarah memutuskan Muktamar Persis XIV/2010 dilaksanakan di enam pesantren.

Untuk pedoman siyasah jam'iyyah, musyawarah belum mengambil keputusan, karena draf masih perlu direvisi. Sedangkan pola kaderisasi, di antaranya latar belakang, pengertian, maksud penyusunan, landasan, tujuan dan sasaran kaderisasi, masa taaruf, dll.

Almarhum terpilih kembali sebagai Ketua Persis 2005-2009 dalam Muktamar Persis pada 9 September 2005. Selain aktif memimpin Persis, Ustaz Shiddiq Amien juga memimpin Pesantren Benda, Tasikmalaya tempat ia dikebumikan.

Selamat jalan Kiai, semoga mendapat tempat terbaik di sisi Allah dan perjuangan yang telah diretas bisa dilanjutkan serta memberikan lebih banyak manfaat bagi masyarakat muslim. (Senin, 02 November 2009)**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar