Welcome


Jumat, 15 Januari 2010

Anggodo

TIDAK bisa dibayangkan bagaimana jadinya kalau Anggodo Widjojo, adik dari Anggoro Widjojo buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lolos dari jeratan KPK. Selain mendegradasi kredibilitas dari lembaga tersebut, juga menguapnya harapan masyarakat akan penegakan hukum terhadap para koruptor beserta makelar kasus (markus).

Anggodo, Kamis (14/1), ditetapkan KPK menjadi tersangka dan dijerat 3 pasal. Pasal 15 UU No. 31/1999 sebagaimana diubah dengan UU No. 20/2001 tentang tindak pidana korupsi. Di mana setiap orang yang melakukan percobaan pembantuan atau pemufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana korupsi dipindana yang sama sebagaimana dimaksud pasal 2, pasal 3, pasal 5 sampai dengan pasal 14.

Ancaman hukuman di dalam pasal 2 ayat 1 maksimal penjara seumur hidup atau pidana paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dengan denda Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 miliar.

Selanjutnya, pasal 21 UU No. 31/1999 sebagaimana diubah dengan UU No. 20/2001 tentang tindak pidana korupsi. Yakni tiap orang yang dengan sengaja mencegah, merintangi atau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di pengadilan terhadap tersangka dan terdakwa, ataupun para saksi dalam perkara korupsi, dipidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 12 tahun dengan denda Rp 150 juta dan paling banyak Rp 600 juta.

Sedangkan pasal 23 UU No. 31/1999 sebagaimana diubah dengan UU No. 20/2001 tentang tindak pidana korupsi ancaman hukuman dipidana paling singkat 1 tahun dan paling lama 6 tahun, dengan denda paling sedikit Rp 50 juta dan paling banyak Rp 300 juta.

Kasus Anggodo ini menarik banyak perhatian masyarakat setelah Mahkamah Konstitusi (MK) membuka transkrip rekaman yang berisi percakapan Anggodo dengan beberapa pihak, untuk merekayasa kasus terhadap pimpinan KPK Bibit Samad dan Chandra Hamzah. Dalam percakapan itu jelas terdengar bagaimana piawainya ia mengatur para petinggi, baik itu di Kejagung, Mabes Polri maupun lembaga-lembaga lainnya.

Bukti rekaman tersebut membuka mata semua masyarakat Indonesia, bagaimana dengan mudahnya, bahkan terkesan betapa konyolnya para pejabat kita menghadapi markus. Terlebih setelah kasus ini diungkap, tidak ada pejabat tinggi, baik dari Polri maupun Kejagung yang berani melakukan tindakan terhadap Anggodo. Orang ini terkesan sangat kuat, sehingga tidak ada yang berani menindaknya, tentunya selain dari KPK.

Kita tidak tahu, apakah setelah dijebloskannya Anggodo ke Lapas Cipinang dan diproses ke pengadilan, ia akan membuka cerita baru yang menyangkut para petinggi kita. Bisa saja kalau ia tidak kuat menghadapi tekanan kemudian "bernyanyi" dan menceritakan, bagaimana aliran uang yang didistribusikannya mengalir ke kantong-kantong pejabat penting di negeri ini.

Atau malah sebaliknya, ia benar-benar bungkam dan menerima sanksi hukum yang setimpal atas dugaan pelanggaran pasal-pacsal yang didakwakan kepadanya. Kita tunggu.(Jumat, 15 Januari 2010) **



Kamis, 14 Januari 2010

Monorel

BADAN Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Senin (12/1), di Jakarta, memaparkan salah satu program untuk merevitalisasi Sungai Cikapundung Kota Bandung dengan pembangunan monorel. Rencana tersebut akan dikerjasamakan dengan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang tur, travel, dan hotel.

Apa yang dipaparkan Bappenas menarik bila kita melihat kondisi kekinian Kota Bandung yang denyutnya sebagai kota tujuan wisata semakin terasa. Sehingga, kehadiran monorel di Kota Bandung bisa menambah daya tarik wisatawan, terutama yang sudah jengah melihat kemacetan tiap libur panjang.

Bahkan sebetulnya program ini jangan hanya untuk ruang lingkup Kota Bandung, namun harus dikerjasamakan dengan daerah rural di sekitarnya. Misalnya, monorel ini bisa dibuat untuk membelah Kota Bandung dari utara ke selatan, atau dari barat ke timur.

Di kota-kota besar negara lain, monorel sudah banyak digunakan dan menjadi alternatif angkutan yang diminati masyarakat. Di Jepang, monorel digunakan untuk transit cepat di tujuh kota, termasuk Tokyo dan Osaka. Monorel Tokyo membawa sekitar 100 juta penumpang setiap tahun. Begitu pula di Kuala Lumpur, Malaysia, Kereta Maglev Shanghai di Shanghai, Cina yang merupakan monorel komersial pertama yang menggunakan teknologi Maglev berdasarkan teknologi Maglev Transrapid dari Jerman. Di Singapura ada Sentosa yang digantikan dengan sistem monorel baru yang berkapasitas lebih besar, Sentosa Express.

Seperti kita tahu, monorel adalah sebuah metro atau rel dengan jalur yang terdiri dari rel tunggal, berlainan dengan rel tradisional yang memiliki dua rel paralel dan dengan sendirinya, kereta lebih lebar daripada relnya. Biasanya rel terbuat dari beton dan roda keretanya terbuat dari karet, sehingga tidak sebising kereta konvensional.

Tipe monorel sampai saat ini ada dua jenis, yaitu straddle-beam di mana kereta berjalan di atas rel, dan tipe suspended di mana kereta bergantung dan melaju di bawah rel.

Kelebihan menggunakan monorel antara lain ruang yang kecil, baik ruang vertikal maupun horizontal. Lebar yang diperlukan adalah selebar kereta dan karena dibuat di atas jalan, hanya membutuhkan ruang untuk tiang penyangga. Terlihat lebih "ringan" daripada kereta konvensional dengan rel terelevasi dan hanya menutupi sebagian kecil langit. Tidak bising karena menggunakan roda karet yang berjalan di beton. Bisa menanjak, menurun, dan berbelok lebih cepat dibanding kereta biasa. Lebih aman karena dengan kereta yang memegang rel, risiko terguling jauh lebih kecil. Resiko menabrak pejalan kaki pun sangat minim. Lebih murah untuk dibangun dan dirawat dibanding kereta bawah tanah.

Kekurangannya, monorel terasa lebih memakan tempat. Dalam keadaan darurat, penumpang tidak bisa langsung dievakuasi karena tidak ada jalan keluar kecuali di stasiun.

Kita berharap rencana ini benar-benar mendapat pengkajian secara komprehensif dan dampak sosio-kulturalnya, jangan sampai proyek yang tidak sedikit dananya ini malah menjadi ajang konflik yang menyisakan kemubaziran. Masyarakat juga kita harapkan lebih realistis memandang rencana tersebut.(Kamis, 14 Januari 2010) **



Rabu, 13 Januari 2010

Susno Lagi

KEMARIN, hampir semua media cetak memuat berita ancaman pembunuhan terhadap keluarga mantan Kabareskrim, Komjen Pol. Susno Duadji. Berita kemarin sepertinya sebuah antiklimaks dari perseteruan antara mantan Kabareskrim itu dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Susno yang sebelumnya menjadi "lawan" masyarakat, kemarin mulai mendapat simpati dan dukungan.

Susno begitu lincah memainkan opini publik. Saat menjadi Kabareskrim, ia berang dengan pemberitaan negatif dirinya terkait kasus Bank Century. Dia pun sangat kecewa terhadap Majalah Tempo edisi terbaru yang memuat berita kasus itu dengan mengaitkan dirinya.

Kekecewaan Susno ini diungkap dalam surat yang dikirimkan kepada para pemred media massa, Sabtu, 12 November 2009, lewat e-mail. Susno yang menggunakan account susno_duadji@yahoo.com menulis surat yang sangat panjang. Selain menyampaikan kekecewaannya, Susno juga mengklarifikasi tentang kasus Bank Century.

Sebelum mengirim surat kepada para pemred, Susno juga mengirimkan pesan yang sama lewat short message service (SMS) kepada para wartawan yang biasa meliput di Mabes Polri.

Belum reda benar masalah tersebut, tiba-tiba muncul masalah perseteruan "Cicak vs Buaya" yang entah persisnya seperti apa, namun muncul saat Susno memberikan keterangan kepada wartawan. Analogi cicak = KPK dan buaya = Polri tersebut bergulir bagai bola salju yang terus menggelinding. Bahkan satu juta facebooker menuntut pembebasan pimpinan KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah. Tuntutan tersebut terus membesar dan akhirnya memaksa membebaskan Ketua KPK, Bibit Samad dan Chandra Hamzah.

Di tubuh petinggi Polri sendiri kemudian dilakukan restrukturisasi yang menjadikan mantan Kabareskrim itu kehilangan jabatan dan menjadi jenderal non-job. Tidak lama kemudian, ia tiba-tiba muncul menjadi saksi yang meringankan Antasari tanpa surat perintah dari atasannya. Akibat ulahnya itu, ia mendapat kecaman dari internal institusi yang membesarkan namanya itu. Bahkan, muncul ancaman pembunuhan yang tidak hanya ditujukan kepada dirinya, tapi juga keluarganya.

Susno memang tengah menjadi pusat perhatian masyarakat. Apa pun kiprah yang dilakukannya bisa menyedot perhatian. Entah kiprah apa lagi yang akan dimainkannya dalam menarik simpati masyarakat banyak.

Ancaman pembunuhan yang disampaikan melalui SMS itu mungkin tidak akan menarik perhatian publik kalau menimpa orang yang biasa-biasa saja. Namun ini sangat kontras, karena orang yang biasanya memimpin lembaga yang menyelidiki kasus-kasus ancaman seperti itu, kini malah sedang menjadi korbannya.

Masyarakat tentu masih menunggu kejutan apa lagi yang akan ditampilkan mantan Kapolda Jawa Barat itu. Yang jelas, apa pun yang dilakukannya, benar atau kamuflase, akan dengan sendirinya memperlihatkan fakta yang sebenarnya.(Rabu, 13 Januari 2010) **



Selasa, 12 Januari 2010

Subterminal Ciroyom

CIROYOM sebagai salah satu sentra kegiatan ekonomi di Kota Bandung, sepertinya mulai ditelantarkan. Padahal di tahun 1980-1990-an, Pasar dan Subterminal Ciroyom merupakan salah satu denyut ekonomi penting di Kota Bandung. Sampai-sampai ketika Pemkot Bandung akan menghidupkan Pasar Caringin dan Gedebage, tidak pernah berhasil selama kegiatan ekonomi di pasar ini hidup. Setelah dilakukan pemortalan jalan masuk ke Ciroyom, baru denyut kedua pasar induk tersebut terasa.

Ciroyom sekarang, meski tetap denyutnya ada, namun kondisinya seperti kurang terurus. Jalan Ciroyom yang ditutup untuk sebagian pasar dan semua kendaraan dari arah barat dibelokkan ke pasar ini, tidak ditunjang oleh sarana jalan yang memadai. Kendaraan-kendaraan yang masuk ke pasar ini harus siap terguncang-guncang dan berimpitan, karena selain jalannya rusak, pintu keluar pun menyempit karena banyaknya pedagang.

Padahal bangunan pasarnya sendiri sudah relatif lebih baik. Hanya sayangnya, akses jalan masuk yang tidak nyaman membuat sebagian konsumen tidak terlalu suka masuk ke pasar ini. Begitu juga para pedagang, tidak sedikit yang akhirnya berpindah dan menggelar dagangan di sepanjang Jln. Rajawali Timur sejak petang hingga pagi hari.

Kondisi Subterminal Ciroyomnya semakin parah dan jauh dari standar ideal subterminal. Padahal subterminal tersebut setiap harinya dilalui ratusan angkutan umum dari puluhan trayek, baik dalam kota maupun luar Kota Bandung.

Wajar kalau kemudian para sopir dan penumpang mengeluhkan kondisi Subterminal Ciroyom tersebut. Sebagian besar sopir angkutan dan calon penumpang lebih memilih naik angkutan di luar subterminal.

Wacana untuk memperbaiki subterminal tersebut sudah muncul sejak 2005. Tapi sudah lima tahun rencana itu tidak pernah terealisasi.

Kondisi Subterminal Ciroyom yang demikian parah sudah beberapa kali disampaikan kepada Pemkot Bandung. Terakhir disampaikan ketika dilakukan pertemuan antara pengurus terminal dengan dinas-dinas terkait. Namun pada pertemuan tersebut hampir seluruh dinas saling tuding dan sama sekali tidak memberikan solusi. Seolah tidak ada yang mau bertanggung jawab. Mereka justru menyerahkan persoalan ini kepada pihak pengembang.

Selama ini, Subterminal Ciroyom setiap hari disinggahi angkutan berjumlah ratusan, berasal berasal dari berbagai trayek. Mulai dari trayek Ciroyom-Cijenuk (20 unit), Ciroyom-Cipeundeuy (40), Ciroyom-Lembang (70), Ciroyom-Gunung Halu (65), Ciroyom-Cianjur (4), Ciroyom-Wanayasa (1), Ciroyom-Ciburial (60) serta angkutan kota yang jumlahnya bisa mencapai 200 unit.

Kita tentu berharap anggota DPRD Kota Bandung bisa mendengarkan keluhan para pengemudi, penumpang, dan seluruh elemen masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sana. Kalau misalnya ada kesalahan dalam pelaksanaan sebelumnya, tentu kita berharap segera selesaikan sesuai aturan dan tidak saling lempar. Cara tersebut, sangat tidak simpatik, karena masyarakat berharap pemkot segera mengatasi keluhan yang ada di Ciroyom.(Selasa, 12 Januari 2010) **



Senin, 11 Januari 2010

Bansos

PULUHAN orang yang tergabung dalam LSM Penjara, Senin 22 Desember 2009 lalu mendesak Kejaksaan Tinggi Jawa Barat untuk memeriksa Bupati Bandung Barat Abubakar, karena diduga melakukan korupsi. Laporan dugaan penyimpangan yang dilakukan Abubakar dan kroninya terkait dana bantuan sosial (bansos) saat memangku tugas sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung.

Massa yang di antaranya beraksi sambil memecahkan gelas ke kepalanya menegaskan, penegak hukum, khususnya jaksa penyidik di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat diminta segera membongkar dugaan korupsi yang melibatkan Abubakar. Temuan tersebut menurut para pengunjuk rasa, sebelumnya telah ditelaah bagian Intel Kejati Jabar tentang kerugian negara akibat dugaan kasus tersebut yang mencapai miliaran rupiah.

Pada saat bersamaan, puluhan orang yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kabupaten Bandung, melakukan aksi unjuk rasa di depan Polda Jabar, Jln. Soekarno-Hatta. Mereka meminta keseriusan Polda Jabar dalam penyidikan kasus korupsi bantuan sosial (bansos) pada APBD 2005-2006 senilai 3,097 miliar, yang diduga melibatkan eksekutif dan anggota legislatif itu.

Masyarakat Kabupaten Bandung sendiri menyayangkan, penanganan kasus korupsi yang kini dalam tahap penyidikan Polda Jabar terkesan berjalan lambat. Jeda waktu pemeriksaan terhadap para aksi sampai pada penyimpulan status hukum terlalu panjang.

Masyarakat berharap sekarang ini sudah ada kesimpulan dari hasil pemeriksaan terhadap para saksi, dan menentukan status hukum di antara mereka yang telah diperiksa atau siapa-siapa saja yang terbukti terlibat. Para tokoh dan masyarakat Kab. Bandung dan Kab. Bandung Barat sendiri banyak yang bertanya-tanya, kapan kasus ini digulirkan ke pengadilan, dan siapa-siapa saja yang duduk jadi terdakwa.

November lalu, masayarakat mengikuti upaya yang dilakukan Polda yang memeriksa puluhan anggota DPRD Kab. Bandung. Bahkan sebelumnya Polda sudah menyatakan ada beberapa orang baik di eksekutif maupun legislatif yang dijadikan tersangka setelah Satuan Tindak Pidana Korupsi (Sat Tipikor) Polda Jabar melakukan pemeriksaan terhadap mereka.

Bupati Bandung Barat Abubakar sendiri Jumat (8/1) lalu menyatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengeluarkan surat izin pemeriksaan terhadap dirinya, terkait pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus dugaan penyelewengan dana bansos itu. Dan sebagai warga negara yang baik, ia siap menjalani pemeriksaan atas kasus tersebut.

Tentu kita berharap, kasus ini bisa segera digulirkan ke pengadilan dan tidak digantung seperti sekarang ini. Kita tentu berharap, baik Kejati maupun Polda Jabar segera menuntaskan pemeriksaan kasus tersebut dan bisa segera digulirkan ke pengadilan. Mengambangnya proses hukum kasus ini tentu bisa mendegradasi nama baik kedua institusi penegak hukum tersebut. Atau jangan-jangan kasus ini baru benar-benar diproses dan digulirkan ke pengadilan setelah pergantian kepala pemerintahan baik di Kab. Bandung maupun di KBB.(Senin, 11 Januari 2010) **



Minggu, 10 Januari 2010

Beras Mahal

BERAS harganya beranjak naik. Di sejumlah pasar tradisional Kota Bandung, kenaikannya bahkan dianggap tidak wajar karena mencapai lebih dari 15%. Lonjakan harga itu disebabkan pasokan beras dari tingkat penyalur yang kini cenderung tersendat, sehingga stok di tingkat pedagang terus menyusut.

Di sejumlah pasar tradisional Kota Bandung, kenaikan harga beras berkisar antara Rp 800 - Rp 1.000/kg. Padahal biasanya Rp 100 - Rp 200/kg. Eddy Sudirman, salah seorang pedagang beras di Pasar Kosambi mengatakan, sejumlah pedagang beras kini mengeluh karena harga beras mengalami kenaikan tidak wajar, sekitar Rp 800 - Rp 1.000/kg.

Disebutkan, kenaikan harga beras untuk kelas medium 1 terjadi pada jenis mentik wangi, pandan wangi, dan jembar wangi. Kini beras mentik wangi ditawarkan Rp 7.500 - Rp 8.000/kg dari biasanya Rp 6.500/kg. Begitu pun dengan pandan wangi, kini mencapai Rp 7.500/kg dari sebelumnya Rp 6.500/kg. Sedangkan jembar wangi saat ini harganya mencapai Rp 7.000/kg dari sebelumnya Rp 6.500/kg.

Untuk kelas medium 2, kenaikan harga di antaranya terjadi pada IR 64 dan setra 64. Kedua jenis beras itu kini ditawarkan Rp 6.500/kg. Padahal normalnya hanya Rp 5.600/kg. Sedangkan untuk kelas medium 3 kenaikan harga terjadi pada jenis setra ramos 2 dan sadani bulet, yang kini dipasarkan Rp 5.800 - Rp 6.000/kg dari sebelumnya Rp 5.000/kg - Rp 5.200/kg.

Persoalan ini tidak hanya masalah di kita. Di Bangladesh pernah akibat melambungnya harga beras, pemerintah mengampanyekan makanan pengganti, yakni kentang. Sebanyak 500 ribu tentara diinstruksikan untuk makan kentang. Namun meski kampanye cukup gencar, hasilnya sulit diwujudkan. Hingga 140 juta jiwa penduduk negeri tersebut terpaksa meniadakan sarapan pagi dan makan malam.

Implikasi serius dari naiknya harga beras bukan hanya pada persoalan mikro. Harga beras yang melonjak akan memicu inflasi, padahal kini sedang stabil. Kalau inflasi naik lagi, itu pertanda stabilitas nasional akan terganggu.

Belum lagi masalah beras adalah indikator yang digunakan untuk urusan kesejahteraan. Pemerintah menggunakan pasokan beras dalam menilai tingkat dan derajat kesehatan masyarakat, termasuk dalam memperhitungkan kemiskinan di level rumah tangga.

Jadi wajar saja kalau kemudian masalah beras ini harus direspons dengan amat cepat. Sayangnya, secepat apa pun masalah, selalu saja pemerintah lambat menanganinya.

Hal lain yang gagal diantisipasi pemerintah adalah bahwa masalah kenaikan beras akan berhubungan erat dengan permintaan. Pemerintah seolah tidak memiliki pengalaman bahwa November-Desember-Januari akan mengalami lonjakan kebutuhan beras akibat perayaan Iduladha, Natal, dan Tahun baru. Kebutuhan masyarakat akan bahan pokok pastilah meningkat secara signifikan.

Kemampuan pemerintah dalam menganalisis masalah dan mengantisipasi keadaan darurat memang sangat lemah. Padahal pemerintah memiliki lumbung beras yang dicadangkan oleh Bulog.Sabtu, 09 Januari 2010 **