Welcome


Sabtu, 12 Desember 2009

Noordin M. Top

SETELAH sembilan tahun menjadi buron utama satuan Densus 88, orang yang dituding gembong teroris, Noordin M. Top, Kamis (17/9) tewas, setelah dilakukan penggerebekan di sebuah rumah di Desa Kepuhsari, Mojosongo, Solo, Jawa Tengah. Turut tewas bersamanya tiga teroris lainnya, yakni Urwah alias Bagus Budi Pranoto, Ario Sudarso alias Aji, dan Hadi Susilo alias Adib.

Tewasnya Noordin, kalau benar, tentu sedikit meneneramkan masyarakat yang dihantui aksi teror saat terjadinya arus mudik Lebaran sekarang ini. Karena sebelumnya dikhawatirkan, jalur-jalur tertentu rawan aksi teror kelompok ini. Meski aksi kelompok ini sasarannya kebanyakan sarana milik Amerika Serikat yang ada di sini.

Pada penggerebekkan kali ini, polisi memastikan salah seorang korban tewas adalah Noordin M. Top. Kepastian tersebut dikaitkan dengan 14 ciri khas Noordin, mulai dari gigi, tahi lalat, dan ciri-ciri lainnya yang menurut polisi cocok dengan jasad salah satu korban tersebut.

Tewasnya Noordin tentu tidak akan menjamin aksi teror di Indonesia akan berakhir, karena pria kelahiran Malaysia 41 tahun lalu itu, sudah merekrut kader yang demikian banyak di Indonesia. Jangan-jangan, kader-kader rekrutan Noordin M. Top ini malah menyiapkan aksi balas dendam terhadap pemerintah. Sehingga kita khawatirkan terjadi aksi-aksi teror lanjutan yang sasarannya bukan lagi sarana-sarana milik Amerika dan sarana asing lainnya.

Untuk itu di samping aksi yang dilakukan satuan Densus 88, kita berharap orang-orang rekrutan Noordin yang sudah dicuci otak ini, bisa dibuka kembali kesadarannya untuk kemudian menjadi juru dakwah, yang bisa membuka kesadaran kelompoknya. Karena kita tahu, sebuah akidah yang sudah tertanam demikian kuat, tidak akan pernah membuat mereka takut untuk mati. Apalagi di kalangan kelompok ini tertanam sebuah keyakinan, ketika melakukan aksi bom bunuh diri, mereka tengah "mempersunting" bidadari. Karena begitu pelaku tewas, dalam keyakinan mereka, para bidadari menyambutnya di surga.(Jumat, 18 September 2009) **

Tidak ada komentar:

Posting Komentar