Welcome


Sabtu, 12 Desember 2009

Anggodo

BOLEH jadi, nama Anggodo Widjojo, adik buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Anggoro Widjojo sedang "naik daun". Pengusaha yang menjadi tokoh sentral dalam rekaman dugaan rekayasa kasus KPK itu sampai bisa memberikan kesan di masyarakat, polisi tidak bisa berbuat banyak kepadanya.

Dalam rekaman yang disiarkan dalam sidang Mahkamah Konstitusi (MK) itu, dialek suroboyoan sering muncul. Maklum saja, sang tokoh kunci, Anggodo Widjojo serta kakaknya, Anggoro Widjojo yang masih buron adalah arek Suroboyo asli yang berkarier dan menjadi pengusaha sukses di Kota Pahlawan itu.

Menurut salah satu situs di internet, di kalangan pengusaha Surabaya, nama Anggodo dan Anggoro Widjojo tidak terlalu dikenal. Namun jika disebutkan nama asli Tionghoanya, yakni Ang Tju Nek (Anggodo) dan Ang Tju Hong (Anggoro), hampir semua pengusaha senior mengenal keduanya. Bahkan mereka mengetahui dengan citra tertentu kepada duo adik kakak itu.

Di mata para pengusaha papan atas Surabaya, Ang Tju Nek dan Ang Tju Hong adalah pengusaha yang banyak berkecimpung di bisnis ilegal. Bahkan seorang pengusaha yang cukup dekat dengan keduanya sejak kecil mengatakan, mereka dikenal bengal sejak kecil dan remaja.

Jika di kalangan teman remajanya Anggodo dikenal sebagai anak muda yang suka main pukul, penampilan Anggoro kebalikannya. Pria yang terakhir menjadi bos PT Masaro Radiokom, perusahaan rekanan sebuah departemen dalam proyek sistem komunikasi terpadu serta Motorola, perusahaan IT terkemuka Amerika itu, dikenal sebagai pemuda yang cerdas dan tangkas.

Bakat bisnis Anggodo dan Anggoro menurun dari ayah mereka, Ang Gai Hwa. Sebagai perantau dari Tionghoa, Gai Hwa di kalangan pengusaha perintis industri di Surabaya dikenal supel dan suka bergaul. Gai Hwa bekerja sebagai penjual dinamo di kawasan Kalimati (kompleks Kembang Jepun Surabaya sekarang, red) Surabaya.

Selain meneruskan bisnis sang ayah, Anggodo dan Anggoro terus mengembangkan bisnis keluarga. Sayang, karena sifat bawaan keduanya, lahan bisnis baru yang dipilih sering menyerempet hal yang melanggar hukum.

Namun yang sangat memprihatinkan, kepiawaian kakak beradik ini kalau sampai bisa menghancurkan wibawa hukum di Indonesia, karena kemampuannya menundukkan para pendekar hukum. Anggodo seperti batu karang yang kuat dan seperti punya kekuatan besar yang berada di belakangnya. Kita tidak tahu siapa itu.

Kita berharap, apa yang dipertontonkan Anggodo di televisi mampu membuka mata hati kita semua. Proses hukum atas kasus tersebut akan terus berlanjut. Namun dari apa yang dipertontonkan itu, bila Polri salah mengambil tindakan, tentu bukan hanya berefek pada institusi Polri sendiri, tapi juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri yang sebelumnya mengatakan, "KPK harus dipertahankan dan kalau ada upaya untuk membubarkan KPK, saya yang akan paling depan membelanya". Nah, kita tunggu!(Kamis, 05 November 2009) **

Tidak ada komentar:

Posting Komentar