Welcome


Sabtu, 12 Desember 2009

Hari HIV/AIDS

SEMAKIN hari, kita harus semakin terbiasa bergaul dengan saudara kita, baik orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) maupun orang yang hidup dengan AIDS (Ohida). Jumlah ODHA di beberapa daerah di Jawa Barat menunjukkan penambahan yang sangat mengkhawatirkan.

Di Kota Bandung sendiri jika pada tahun 1991 hanya terdapat 1 orang penderita HIV/AIDS, maka hingga April 2009 lalu, jumlah penderita wabah tersebut mencapai 1.774 orang. Kalau kita rata-ratakan per tahun lebih 98 orang terjangkit virus tersebut, atau per bulan sebanyak 8 orang lebih terjangkit HIV/AIDS.

Dari jumlah tersebut, menurut data di Dinas Kesehatan Kota Bandung, sebanyak 31 orang pegawai negeri sipil (PNS) merupakan penderita HIV/AIDS. Jumlah tersebut mencapai 1,75% dari total penderita HIV/AIDS di Kota Bandung.

Sementara jumlah penderita HIV/AIDS menurut Komisi Penanggulangan AIDS Jabar beberapa waktu lalu mencapai 3.121 orang, 1.578 orang penderita AIDS dan 1.543 orang HIV positif.

Jumlah penderita HIV di Kota Bandung menduduki peringkat pertama di Jabar dan Jabar sendiri saat ini menduduki peringkat pertama jumlah penderita HIV/AIDS terbesar di Indonesia. Usia rentan terserang HIV mulai dari 15-29 tahun dengan jumlah pengidap mencapai 62-72%. Bahkan ditemukan juga sekitar 2,45% bayi dan anak yang sudah terinfeksi HIV/AIDS. Dari 43 kasus penderita anak, 38 di antaranya balita.

Kita tahu ini tentu sangat serius. Maka, pendirian pusat rehabilitasi penderita HIV/AIDS perlu segera direalisasikan. Karena kita memang memerlukan fasilitas yang bisa memberikan atensi, pelayanan, penelitian, dan pelatihan kepada masyarakat. Ke depan, Jabar mungkin akan menjadi rujukan bagi daerah-daerah lain di Indonesia yang mengalami kondisi yang sama dalam menangani korban HIV/AIDS.

Selain itu perlu dipikirkan pula bagaimana caranya agar setiap anggota masyarakat di Jawa Barat mendapatkan akses mudah untuk melakukan tes darah, untuk mengetahui positif tidaknya terkait virus HIV, begitu juga dengan penyakit lainnya. Tes darah gratis ini bisa dilakukan di pos-pos pelayanan terpadu (posyandu) atau di sekolah-sekolah. Layanan seperti ini tentunya bisa menjadi satu paket (hemat, efektif, dan efisien) untuk mendukung program Indonesia Sehat.

Peringatan hari HIV/AIDS sedunia yang jatuh pada hari ini, 1 Desember 2009, kita berharap bisa menjadi momentum penting untuk memandang sebuah kenyataan yang ada di masyarakat. Di samping terus melakukan pencegahan merebaknya korban-korban virus tersebut, tentu ada baiknya kita juga menangani para korban dengan cara yang lebih manusiawi. Mereka adalah korban-korban transformasi budaya yang membutuhkan pertolongan kita semua.

Bagi para penderita HIV/AIDS, kita berharap tetap mempunyai semangat hidup untuk menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat. Virus HIV bukan akhir dari segalanya, karena sebelum titik akhir itu tiba, masih tersimpan banyak kesempatan untuk maknai hidup! (Selasa, 01 Desember 2009)**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar