Welcome


Sabtu, 12 Desember 2009

Memenangkan Jihad

"Dan makan minumlah kalian tapi jangan israf (berlebih-lebihan di dalamnya). Karena Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat israf." (Al-A'raf: 31).

KITA sungguh bahagia bila melihat antusiasme masyarakat menyambut datangnya Hari Raya Idulfitri. Hampir semua jalan di pusat Kota Bandung macet oleh banyaknya orang yang akan berbelanja ke pusat-pusat pertokoan, mal, atau pusat-pusat perdagangan. Mereka mungkin ingin mempersiapkan kebutuhan untuk Lebaran.

Maraknya orang yang mempersiapkan kebutuhan Lebaran, kita harapkan tetap dalam kondisi yang terkendali. Tetap sesuai dengan kebutuhan yang mereka perlukan. Mereka tidak menjadi orang yang menghambur-hamburkan harta dan menyia-nyiakannya demi memburu kemewahan. Kaum muslimin tentu ingat ayat-ayat Alquran yang melarang orang memubazirkan hartanya. Karena, itu tandanya saudara setan. "Janganlah kalian menghambur-hamburkan harta. Sesungguhnya orang-orang yang memubazirkan hartanya adalah saudara setan." (al-Isra: 26-27).

Begitu pula dalam ayat lainnya, Allah tidak menyukai orang-orang yang israf (membuang-buang harta). Alquran menjelaskan: "Dan makan minumlah kalian tapi jangan israf.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang bertindak israf." (al-A'raf: 31). Allah akan meminta pertanggungjawaban atas nikmat yang dianugerahkan. Ayat itu menegaskan, "Kemudian kalian pada hari itu akan ditanyai tentang nikmat-nikmat (yang telah kalian terima)." (at-Takatsur: 8).

Allah juga mengingatkan bahwa, setelah berpuasa tetap menahan perutnya agar tetap seimbang. Karena, orang yang paling kenyang di dunia, akan menderita kelaparan paling panjang di akhirat. Seperti keterangan hadis Nabawi riwayat Abu Na'im dan disahihkan oleh al-Albani. Hadis nabi juga mengingatkan kita bahwa umat Muhammad SAW yang terjelek adalah mereka yang berlimpah harta, makan dengan aneka makanan, berpakaian dengan aneka jenis dan mode pakaian. Allah membenci tiga hal; tertawa tanpa sebab, makan tidak karena lapar, dan tidur siang tanpa melek malam (demi ibadah).

Sudah hampir sebulan penuh kita menahan segala jenis nafsu yang bisa membuat kita rugi di dunia dan akhirat. Hasil "pelatihan" ini tentunya akan membuat kita lebih berkualitas dalam hidup kalau kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari pasca-Ramadan.

Kita harus memenangkan jihad an nafs, jihad melawan hawa nafsu. Puasa kita mudah-mudahan bisa berlanjut dengan puasa Senin-Kamis yang disunahkan oleh Rasul, atau kalau memungkinkan kita melanjutkannya dengan puasa Daud, sehari puasa sehari tidak. Kalau hal ini bisa kita laksanakan, insya Allah, kita bisa lebih menahan diri terhadap segala jenis nafsu duniawi yang pada akhirnya tentu akan menumbuhkembangkan potensi yang ada dalam diri kita. Kalau hal ini bisa dilaksanakan secara kolektif, insya Allah, kualitas sumber daya manusia kita ke depan akan lebih baik.(Selasa, 15 September 2009) **

Tidak ada komentar:

Posting Komentar