Welcome


Sabtu, 12 Desember 2009

Korupsi dan Silaturahmi

TULISAN seorang dokter dengan petugas pegadaian terlihat mirip. Suatu hari, seorang pria menemukan secarik surat gadai yang terjatuh di lorong sebuah pasar tradisional. Setelah ia amat-amati, terbaca olehnya, tulisan "geulang". Ah, ia pikir, geulang begitu murah digadaikannya. Maka ia segera bergegas menuju kantor pegadaian untuk menebus barang yang digadaikan di kertas itu.

Setelah masuk kantor pegadaian, ia begitu terkagum-kagum melihat deretan geulang emas. Terbayang olehnya, sebuah geulang emas itu akan menjadi miliknya. Segera ia sodorkan kertas itu ke petugas. "Oh, ieu mah di palih ditu," kata petugas sambil menunjuk ruangan yang ada di dalam.

Si pria ini menuju ruangan yang dimaksud. Namun lagi-lagi ia disuruh ke ruangan lain. Berkali-kali keluar masuk ruangan, sampai akhirnya ia melihat ruangan yang paling pojok kantor tersebut. "Sigana mah, emasna rada hade, matak disimpenna oge rada nyingkur," bisik pria tersebut.

Setelah menyodorkan secarik kertas itu ke petugas, ia diminta membayar uang tebusannya. Segera ia bayar, kemudian duduk menunggu. Tak lama kemudian, ia kaget ketika petugas menyodorkan sebuah goong. "Ah, gelo, geuning goong lain geulang" cetus pria tersebut. Terpaksa ia memanggul goong itu ke rumahnya sambil menggerutu.

Cerita itu disampaikan mantan Gubernur Jawa Barat, H. Danny Setiawan saat menerima rombongan tamu-tamunya di Lapas Sukamiskin, Bandung, Selasa (27/10) lalu. Tidak hanya itu, joke-joke segar berkali-kali diceritakan terpidana kasus pengadaan mobil pemadam kebakaran (damkar) tersebut, sehingga membuat suasana begitu cair.

Pria yang lebih 20 tahun usianya dihabiskan di lingkungan Gedung Sate itu belakangan banyak dikunjungi tokoh-tokoh Jawa Barat. Wagub Jabar H. Dede Yusuf belum lama ini mengunjunginya. "Bagaimanapun Pak Danny adalah tokoh di Jawa Barat, banyak pengalaman yang bisa didapat darinya," ungkap Dede.

Begitu juga Ketua DPRD Jabar Irvan Suryanegara dan para wakil ketua DPRD Jabar lainnya, serta Ketua DPD PDI Perjuangan Rudy Harsa Tanaya, berdatangan menjenguknya. Hanya Ketua DPD Partai Golkar Uu Rukmana yang belum terlihat menjenguk.

Melihat fenomena itu, tampaknya di Jawa Barat, silaturahmi tetap tidak putus sekalipun terhadap orang yang dicap sebagai koruptor. Artinya tetap dapat dipisahkan, mana kasus yang benar-benar harus menjadi tanggung jawab yang bersangkutan, dan hubungan silaturahmi yang tetap tidak terputus. Tentu, silaturahmi yang tetap terjalin tersebut bisa mentransformasikan pemecahan permasalahan yang terjadi di Jawa Barat. Sehingga benang merah pembangunan yang dijalankan di masa lalu, dengan peningkatan pembangunan oleh pemerintah provinsi sekarang, tetap terjalin dan bisa saling menguatkan. Terlebih ada kesan, mantan tokoh di Jawa Barat itu dijadikan "tumbal".

Mudah-mudahan kita bisa lebih dewasa melihat sebuah permasalahan. (Jumat, 30 Oktober 2009) **

Tidak ada komentar:

Posting Komentar