Welcome


Sabtu, 12 Desember 2009

Renungan Bencana

"(Mereka berdo'a): 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).'"

(Q.S. Ali Imran 8).

NEGERI ini dalam sepuluh tahun terakhir seperti tak henti-hentinya didera bencana. Banjir, gunung meletus, tsunami, sampai gempa bumi. Gempa yang terjadi di negeri kita pun mencapai ukuran terbesar, paling tidak dalam seratus tahun terakhir. Gempa di Aceh mencapai 8,9 Skala Richter (SR), di Nias 8,4 SR, di Jawa Barat belum lama ini 7,3 SR, serta di Padang yang terjadi Rabu (30/9) berskala 7,6 SR, sama dengan gempa yang meluluhlantakkan Yogyakarta.

Ada yang mengangggap ini peringatan dari Allah SWT. Ada pula yang beranggapan bahwa itu semua merupakan azab dari Allah SWT, sehubungan dengan reformasi yang tak beres-beres. Juga, ada yang menghubungkan gempa dengan perilaku elite politik yang bikin gonjang-ganjing negeri ini. Selain itu, terdapat orang yang menyindir kelakuan birokrat dan politisi curang: alam pun marah kepada mereka. Yang jelas, sebagian besar orang merasa ngeri terhadap kejadian itu dan takut menderita atau mati karenanya.

Nabi Muhammad SAW sebagai nabi akhir zaman diutus Allah SWT sebagai rahmat bagi seluruh alam, rahmatan lil 'alamin. "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (Q.S. Al Anbiya 107).

Para mufasir umumnya menyebut bahwa diutusnya Nabi Muhammad SAW merupakan rahmat bagi orang mukmin maupun kafir. Rahmat bagi orang-orang kafir yakni azab atas mereka ditunda hingga hari kiamat. Kalau umat-umat terdahulu langsung diazab manakala kufur dan tak mau beriman kepada Rasul yang dutus kepada mereka (misalnya umat Nabi Nuh ditimpa banjir, Q.S. Al Qamar 9-13; Fir'aun dan balatentaranya ditenggelamkan di Laut Merah lantaran mendustakan Nabi Musa AS, Q.S. As Syu'ara 63-65; umat Nabi Hud ditimpa angin ribut, Q.S. Fushilat 16; umat Nabi Luth ditimpa hujan batu dari neraka Sijjil, Q.S. Huud 81-83), umat Nabi Muhammad yang kafir tidak langsung diazab, melainkan ditunda hingga hari kiamat.

Allah SWT berfirman, "Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: 'Ya Allah, jika betul (Al Qur'an) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih. Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun." (Q.S. Al Anfal 32-33).

Allah juga berfirman, "Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu. Dan telah kami berikan kepada Tsamud unta betina itu (sebagai mu'jizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu. Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti." (Q.S. Al Isra 59). Maha benar Allah dengan segala firmannya. (Jumat, 02 Oktober 2009)**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar