Welcome


Sabtu, 12 Desember 2009

Rumah Korban Gempa

MESKI sepertinya sederhana, namun upaya Pemprov Jabar untuk menyediakan rumah bambu bagi korban bencana gempa sangatlah berarti. Bahkan boleh dikatakan lebih maju. Mengapa? Karena sebelumnya, para korban bencana alam saat mendapat sumbangan dari pemerintah sangatlah terlambat. Tidak jarang, rumah-rumah yang rusak sudah dibangun kembali, bantuan baru datang.

Pada Minggu (4/10) di rumah dinasnya di Jln. Ir. H. Djuanda, Wagub Jabar Dede Yusuf mengatakan, pemprov menganggarkan dana sebesar Rp 2,6 miliar untuk membangun rumah bambu bagi korban bencana gempa. Rumah bambu tersebut sebagai rumah sementara sebelum dibuatnya rumah permanen. Yang penting, kata Dede, bagaimana mengeluarkan pengungsi dari pengungsian.

Wagub menilai, rumah bambu untuk sementara menjadi solusi yang efektif untuk mengeluarkan para pengungsi dari pengungsian. Rumah bambu, paling efektif sebagai tempat tinggal. Bentukannya lebih aman ketimbang rumah tembok. Selain itu, proses penggarapannya juga jauh lebih cepat dan murah.

Bagi pengungsi sendiri, tinggal di tenda-tenda atau tempat pengungsian bisa mengakibatkan mereka seperti terus dalam suasana duka. Namun dengan kehadiran tempat bernaung, terlebih tidak jauh dari rumah-rumah mereka, tentu mereka akan merasa lebih nyaman dan bisa membangkitkan gairah hidup.

Setidaknya, rumah bambu, kata Dede, bisa menjadi tempat tinggal sementara sambil menunggu rumah permanennya jadi. Proses pembuatan rumah permanen sendiri memakan waktu bulanan. Bahkan kalaupun nantinya tidak dipakai untuk rumah, bisa digunakan untuk warung atau tempat usaha.

Kita harapkan, apa yang direncanakan Wagub Jabar ini bisa segera direalisasikan dan dalam pelaksanaan pembangunannya tidak sampai ada dana yang terpotong alias utuh. Bahkan kalau memungkinkan korban gempa bisa melengkapi rumah-rumah tersebut dengan sarana yang mereka butuhkan. Yang terpenting, para korban gempa kembali "hidup" dan bisa mandiri. Segera menjadi subjek, tidak terus menerus menjadi objek.

Sejalan dengan itu, pendataan yang lebih akurat terhadap bangunan-bangunan yang rusak akibat gempa harus segera dilakukan. Kita harapkan tidak satu bangunan pun yang terlewat dari pendataan, agar data yang dikirimkan benar-benar sesuai kenyataan di lapangan. Sehingga kalau bantuan untuk rehab bangunan-bangunan milik warga itu benar ada dari pemerintah, tentu penyalurannya juga bisa lebih tepat sasaran.

Korban gempa harus segera bangkit untuk membangun kehidupannya karena pemerintah tidak akan terus-terusan memperhatikan mereka. Begitu juga simpati dari masyarakat lainnya karena teralihkan oleh bencana yang terjadi di Padang. Mereka harus segera bangkit dan tidak perlu berlama-lama menunggu bantuan dari pemerintah atau sumbangan dari para dermawan. Karena optimisme mereka untuk bangun dari keterpurukan inilah yang akan mampu membangun hidup mereka kembali. (Senin, 05 Oktober 2009)**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar