Welcome


Selasa, 19 Januari 2010

Citarum

TAHUN ini, pemerintah berencana mencairkan anggaran sebesar Rp 1,03 triliun untuk sebuah proyek besar bernama Integrated Citarum Water Resources Management Investment Program (ICWRMI). Total anggaran untuk proyek tersebut sekitar Rp 35 triliun yang akan digarap dalam kurun waktu 14 tahun hingga tahun 2023, atau selama 3 kali pergantian kepala pemerintahan kabupaten.

Melihat dana yang dianggarkannya saja, kita sangat terkagum-kagum. Luar biasa. Dana tersebut sama dengan hampir 25 tahun anggaran total APBD Kab. Bandung yang pada 2009 sebesar Rp 1,495 triliun.

Proyek yang oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) disebut Citarum Road Map ini, pada tahap pertama akan mencakup kegiatan rehabilitasi, peningkatan pengelolaan lahan dan air, pengelolaan air dan sanitasi berbasis masyarakat, dan pengendalian banjir. Rencananya kebutuhan dana tersebut akan ditutupi APBN, pihak swasta, Asian Development Bank (ADB), Islamic Development Bank (IDB), dan Japan International Cooperation Agency (JICA).

Gagasan tersebut tentu tidak hanya bermanfaat bagi warga sekitar sungai, tapi juga bisa memberikan manfaat yang lebih luas. Apalagi kalau dibandingkan dengan upaya yang selama ini dilakukan, sebagaimana dikatakan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, setiap dana yang dialokasikan dari APBD Jabar tidak kurang dari Rp 25 miliar untuk mengatasi persoalan yang ditimbulkannya melalui Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis (GRLK). Namun dana yang diamblaskan sebesar itu, nyaris tidak ada pengaruh yang berarti bagi masyarakat.

Proyek ICWRMI diharapkan tidak hanya mengatasi masalah banjir akibat meluapnya Sungai Citarum, tapi juga bagaimana mengoptimalkan potensi airnya. Citarum yang tertata rapi dan bersih nantinya bisa menjadi sarana transportasi air, baik untuk meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat maupun sebagai sarana wisata air. Potensi lainnya yang lebih besar, tentu bisa menjadi sumber daya air, baik untuk dikonversi menjadi energi listrik maupun untuk kebutuhan industri yang ada di sepanjang sungai tersebut.

Masalah yang dihadapi Citarum saat ini terjadi mulai dari hulu hingga hilir. Padahal, Sungai Citarum dengan luas total sekitar 6.080 km2, panjang sungai sekitar 269 km dengan curah hujan sekitar 2.300 mm/tahun ini dimanfaatkan sebagai sumber air baku air minum untuk Jakarta, Kab. Bekasi, Kab. Karawang, Kab. Purwakarta, Kab. Bandung, dan Kota Bandung. Citarum juga sebagai pemasok air untuk tiga waduk, yaitu Waduk Saguling, Waduk Cirata, dan Waduk Jatiluhur yang memasok listrik 5.000 gigawatthour/tahun.

Ini tentu masih sebuah impian warga Bandung dan sekitarnya. Karena bagaimana pun, sungai tersebut menjadi saksi sejarah, yang kalau dipelihara dengan baik tentu akan memberikan manfaat yang luar biasa. Adalah hukum alam, kalau kita merawat dan menata lingkungan yang Allah berikan, tentu mereka akan memberikan balasan yang sama kepada manusia.(Selasa, 19 Januari 2010) **



Tidak ada komentar:

Posting Komentar